Jangan lewatkan paket umrah promo spesial bulan oktober tahun 2025...

Khutbah Wada’ Nabi Muhammad SAW di Arafah: Pesan Terakhir, Kabar Bahagia, dan Isyarat Perpisahan

Haji Wada’ (haji perpisahan) yang berlangsung pada tahun ke-10 Hijriah menjadi penanda bahwa risalah Islam telah sempurna, dan Nabi SAW telah menyampaikan seluruh pesan suci yang diamanahkan Allah SWT.

BLOGJEJAK RASUL

Ibnu Khidhir

6/8/20253 min baca

Momen Bersejarah di Padang Arafah

Setiap musim haji, jutaan Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Padang Arafah, mengikuti jejak Rasulullah ﷺ yang pernah menyampaikan khutbah monumental di sana. Khutbah ini dikenal sebagai Khutbah Wada’—khutbah perpisahan Nabi Muhammad ﷺ kepada umatnya. Haji Wada’ (haji perpisahan) yang berlangsung pada tahun ke-10 Hijriah menjadi penanda bahwa risalah Islam telah sempurna, dan Nabi ﷺ telah menyampaikan seluruh pesan suci yang diamanahkan Allah SWT.

Momen ini sangat bersejarah karena khutbah yang disampaikan Rasulullah ﷺ tidak hanya berlaku untuk sahabat yang hadir saat itu, tetapi juga menjadi pesan universal bagi seluruh umat Islam hingga akhir zaman. Di Padang Arafah, dengan langit yang menaungi jutaan jiwa dalam balutan ihram, Nabi Muhammad ﷺ menyampaikan pesan yang begitu dalam, merangkum inti ajaran Islam sekaligus menyiarkan kabar bahagia dan isyarat perpisahan yang menggetarkan hati.

Suasana Khutbah: Umat Islam dalam Kesatuan di Arafah

Khutbah Wada’ disampaikan di tengah suasana haru dan agung. Kaum Muslimin, yang datang dari seluruh penjuru jazirah Arab, berbaur tanpa perbedaan status, suku, atau kekayaan. Semua berdiri dengan pakaian ihram putih yang sama, melambangkan kesetaraan di hadapan Allah. Di atas Jabal Rahmah, Rasulullah ﷺ berdiri dan bersuara lantang, suaranya menggema di tengah hamparan Arafah yang luas.

Tidak ada pertemuan umat yang lebih besar dari hari itu. Bagi banyak sahabat, peristiwa ini bukan hanya puncak ibadah haji, melainkan juga puncak perjalanan spiritual bersama Rasulullah ﷺ. Banyak dari mereka merasakan firasat bahwa inilah saat-saat terakhir kebersamaan dengan Nabi yang sangat mereka cintai.

Isi Pokok Khutbah Wada’: Prinsip Utama Islam

Dalam khutbah ini, Rasulullah ﷺ merangkum seluruh prinsip utama ajaran Islam. Di antara pesan-pesan penting yang disampaikan adalah:

  1. Kesucian jiwa, harta, dan kehormatan
    Nabi ﷺ menegaskan:
    “Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah suci, sebagaimana sucinya hari ini, di bulan ini, dan di negeri ini.”
    Ini menjadi landasan perlindungan hak asasi manusia dalam Islam.

  2. Penghapusan praktik jahiliyah
    Semua sisa-sisa adat jahiliyah, seperti riba, balas dendam, dan diskriminasi, dihapuskan. Nabi ﷺ menyatakan:
    “Segala urusan jahiliyah yang ada di bawah kedua telapak kakiku ini, semuanya batil.”

  3. Persamaan derajat manusia
    Rasulullah ﷺ menegaskan tidak ada keistimewaan bangsa Arab atas non-Arab, tidak ada keunggulan kulit putih atas kulit hitam, kecuali dalam hal takwa. Semua manusia adalah keturunan Adam dan Adam diciptakan dari tanah.

  4. Hak dan perlindungan perempuan
    Beliau berpesan kepada para suami untuk berbuat baik kepada istri-istri mereka, menjaga hak dan martabat perempuan, serta memuliakan keluarga.

  5. Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah
    Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa keselamatan umat ada pada berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah.
    “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang jika kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat: Kitabullah dan Sunnahku.”

Turunnya Ayat Kesempurnaan Agama: Kabar Bahagia Umat Islam

Dalam khutbah monumental itu, turunlah firman Allah SWT:

“Hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.”
(QS. Al-Ma’idah: 3)

Ayat ini menandai sempurnanya syariat Islam. Bagi umat Islam, inilah kabar bahagia terbesar—tidak ada lagi syariat baru, Islam telah lengkap dan cukup sebagai petunjuk hidup hingga akhir zaman. Umat manusia diberi nikmat yang tak tertandingi: agama yang sempurna, kitab suci yang jelas, dan suri teladan utama yang nyata.

Kesedihan Mendalam: Isyarat Perpisahan Sang Nabi

Di balik kabar bahagia itu, para sahabat yang peka merasakan firasat berat. Kesempurnaan agama berarti misi kenabian Rasulullah ﷺ telah selesai. Banyak sahabat, termasuk Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, menangis tersedu. Mereka memahami, setelah ini, waktu kebersamaan dengan Nabi tercinta sangatlah singkat.

Rasulullah ﷺ mengakhiri khutbahnya dengan meminta para sahabat menjadi saksi atas risalah yang telah disampaikan:

“Kelak kalian akan ditanya tentang aku, maka apa yang akan kalian katakan?”
Para sahabat menjawab,
“Kami bersaksi engkau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanat, dan menasihati umat.”
Nabi ﷺ bersabda,
“Ya Allah, saksikanlah.”

Itulah saat yang penuh haru, saat seluruh umat Islam menyadari bahwa Nabi Muhammad ﷺ telah menjalankan tugasnya secara sempurna, dan sebentar lagi akan meninggalkan dunia.

Khutbah Wada’ Nabi Muhammad ﷺ di Arafah adalah warisan terbesar bagi umat Islam. Pesan kebahagiaan karena sempurnanya agama, namun juga kesedihan karena menjadi isyarat perpisahan sang Nabi. Sampai hari ini, pesan itu tetap menjadi pegangan, motivasi, dan pengingat bahwa kebersamaan di dunia adalah sementara, namun ajaran Islam adalah abadi.

Mari kita jaga, amalkan, dan terus wariskan pesan abadi Khutbah Wada’ kepada generasi berikutnya.