Jangan lewatkan paket umrah promo spesial bulan oktober tahun 2025...
Harga Taksi Bandara Jeddah Melejit Saat Musim Haji, Jemaah Harus Siap Rogoh Kocek Dalam
Harga taksi di bandara bisa mencapai 1.500 hingga 2.000 riyal per orang (sekitar Rp8 juta)
ARTIKELBERITA
Ibnu Khidhir
6/8/20252 min baca


Setiap musim haji, jutaan Muslim dari berbagai penjuru dunia tiba di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah agung. Namun, di balik semarak spiritual itu, ada satu fakta menarik yang selalu jadi bahan pembicaraan di kalangan jemaah mandiri: harga taksi di Bandara Internasional King Abdul Aziz (Jeddah) melonjak drastis menjelang dan saat puncak haji.
Harga Taksi Bandara Jeddah: Bisa Tembus 2.000 Riyal per Orang
Untuk diketahui, tarif taksi dari Bandara Jeddah ke Makkah tidak berlaku bagi jamaah haji resmi Indonesia—mereka langsung dijemput bus khusus dari pemerintah dan biro travel.
Namun, bagi jemaah haji mandiri atau wisatawan umum yang datang di musim haji dan ingin bepergian sendiri, harga taksi di bandara bisa mencapai 1.500 hingga 2.000 riyal per orang (sekitar Rp8 juta). Tarif ini jauh di atas harga normal, yang di luar musim haji hanya sekitar 200–300 riyal per mobil.
Yang mengejutkan, harga fantastis ini bukan untuk satu mobil penuh, melainkan bisa per orang! Banyak penumpang yang terpaksa patungan atau menunggu lebih lama agar bisa berbagi ongkos dengan jemaah lain.
Fenomena Tahunan
Kenaikan harga bukanlah hal baru. Fenomena tarif “spesial musim haji” di Bandara Jeddah terjadi setiap tahun dan sudah jadi “rahasia umum” di kalangan jemaah non-reguler. Lonjakan permintaan, pembatasan kendaraan pribadi, dan sulitnya mendapat izin transportasi umum di kawasan bandara dan sekitar Makkah menjadi pemicunya.
Bukan hanya di jalur Jeddah–Makkah, tarif taksi untuk perjalanan lain seperti dari Madinah ke Makkah juga naik tajam, bahkan bisa mencapai 2.500 riyal per orang saat puncak musim haji. Di area dalam kota, terutama di sekitar Masjidil Haram, tarif taksi lokal yang biasanya puluhan riyal bisa melonjak menjadi ratusan riyal, apalagi saat jam padat atau usai shalat berjamaah.
Mengapa Harga Bisa Melonjak?
Ada beberapa alasan utama:
Permintaan Jemaah Meningkat Tajam: Ribuan orang tiba bersamaan, sementara jumlah armada dan izin taksi dibatasi untuk keamanan dan kelancaran.
Banyak Sopir Non-Resmi: Tidak sedikit sopir taksi gelap yang memanfaatkan situasi, menawarkan harga jauh di atas standar.
Pengawasan Ketat di Area Bandara dan Makkah: Hanya kendaraan tertentu yang mendapat izin, sehingga supir harus membayar biaya tambahan atau “berbagi hasil” agar bisa beroperasi.
Kurangnya Alternatif Transportasi Umum Mandiri: Tidak semua aplikasi transportasi online (seperti Uber atau Careem) bisa beroperasi bebas di zona bandara atau sekitar Haram selama musim haji.
Siapa yang Paling Terdampak?
Jemaah haji non-kuota resmi, baik yang datang secara mandiri (furoda, mujamalah), wisatawan, atau peziarah yang tidak terdaftar di paket pemerintah, paling sering harus membayar harga ini. Sebagian memang siap dengan ongkos mahal, namun banyak pula yang terkejut dengan lonjakan tarif yang mencapai 10 kali lipat harga normal.
Jemaah haji reguler Indonesia tidak terdampak langsung fenomena ini, karena pemerintah telah menyiapkan armada bus khusus dari bandara ke hotel di Makkah atau Madinah. Namun, mereka yang pergi secara privat atau tanpa rombongan tetap perlu waspada dan mempersiapkan dana ekstra.
Tips Bagi Jemaah Mandiri
Gabung dengan Penumpang Lain: Patungan ongkos untuk satu mobil penuh akan jauh lebih murah.
Tanyakan Harga di Depan: Pastikan tarif sudah disepakati sebelum naik.
Cari Transportasi Resmi: Jika memungkinkan, gunakan layanan yang sudah diatur atau direkomendasikan travel.
Persiapkan Alternatif: Jika memungkinkan, atur penjemputan dengan kenalan atau biro lokal sebelum tiba di bandara.
Melambungnya harga transportasi, khususnya taksi bandara di Jeddah, sudah menjadi fenomena tahunan selama musim haji. Meski terasa memberatkan, fenomena ini adalah konsekuensi logis dari lonjakan permintaan dan regulasi ketat di Tanah Suci. Bagi jemaah haji mandiri atau peziarah, perencanaan keuangan dan informasi akurat sebelum berangkat sangatlah penting agar perjalanan ibadah tetap lancar dan nyaman.