Membangun Koneksi Sejarah (Bagian 2): Masjid Quba dan Sumur Bersejarah di Sekitarnya
Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah. Temukan kisah mengharukan di Sumur Adzaq, tempat beliau pertama beristirahat setelah hijrah, dan Sumur Arees, tempat beliau memberi kabar gembira tentang sahabat-sahabat yang dijamin masuk surga.
SEJARAH ISLAMSEJARAHINSPIRASIARTIKELKISAH NABISIRAH NABAWIYAHJEJAK RASUL
Ibnu Khidhir
10/8/20254 min baca


1. Masjid Quba: Awal dari Sejarah Suci di Madinah
Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau tiba di Madinah dalam peristiwa hijrah yang agung. Terletak sekitar 3 km dari Masjid Nabawi, tempat ini menjadi simbol awal berdirinya masyarakat Islam yang berlandaskan iman dan persaudaraan. Masjid ini bukan sekadar bangunan untuk shalat, melainkan juga menjadi saksi dimulainya peradaban Islam di Madinah Al-Munawwarah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri turut meletakkan batu pertama pembangunan masjid ini bersama para sahabatnya. Pekerjaan itu dilakukan dengan penuh semangat gotong royong, menandakan bagaimana Islam berdiri di atas dasar kebersamaan dan kesucian niat. Di tempat inilah, setiap langkah yang diambil Nabi membawa makna sejarah yang mendalam.
Keutamaan Masjid Quba juga diabadikan dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barang siapa berwudhu di rumahnya, lalu mendatangi Masjid Quba dan shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah.” (HR. Ibnu Majah dan An-Nasa’i).
Itulah sebabnya, banyak jamaah dari berbagai penjuru dunia senantiasa menyempatkan diri untuk shalat dua rakaat di masjid ini—bukan sekadar ziarah, tetapi untuk merasakan ruh sejarah yang pernah hidup di sana.
2. Sumur Adzaq: Jejak Pertama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di Madinah
Tidak jauh dari Masjid Quba, terdapat sebuah sumur bersejarah bernama Sumur Adzaq, yang memiliki nilai penting dalam perjalanan hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan dari Makkah, beliau berhenti di tempat ini untuk minum, beristirahat, dan mandi. Dari sinilah dimulai fase kehidupan baru beliau di kota Madinah, sebuah momen yang menandai transisi antara perjuangan dan kemenangan.
Sumur ini dahulu dikelilingi oleh kebun kurma yang rimbun dan udara sejuk khas Quba. Para penduduk Anshar menyambut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan suka cita, mengucapkan syukur atas kedatangan beliau. Bayangkan, air dari sumur ini menjadi saksi penyegaran pertama bagi tubuh Rasul yang penuh debu perjalanan hijrah—sebuah momen yang begitu personal dan mengharukan.
Kini, area di sekitar Sumur Adzaq telah tertata rapi, dan banyak jamaah datang sekadar untuk melihat dari dekat tempat yang pernah disentuh oleh langkah Nabi. Meski tidak lagi berfungsi sebagai sumur aktif, keberadaannya tetap menggetarkan hati setiap peziarah. Di titik inilah sejarah bertemu dengan rasa syukur—karena dari kesederhanaan sebuah sumur, lahir babak baru kehidupan umat Islam.
3. Sumur Arees: Tempat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Menyampaikan Kabar Gembira
Salah satu situs penting lainnya di kawasan Quba adalah Sumur Arees, tempat yang penuh kisah persahabatan dan kabar bahagia. Di sumur inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering duduk santai bersama para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum. Beliau duduk di tepi sumur, melepaskan cincin kenabian beliau ke dalam air, dan berbincang hangat bersama mereka.
Peristiwa paling terkenal yang terjadi di Sumur Arees adalah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan kabar gembira tentang tiga sahabat yang dijamin masuk surga. Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk di sumur itu, lalu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan beliau bersabda:
“Berilah kabar gembira kepadanya bahwa dia termasuk penghuni surga.”
Tak lama kemudian datang Umar radhiyallahu ‘anhu, dan beliau menyampaikan kabar yang sama. Ketika Utsman radhiyallahu ‘anhu tiba, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberi kabar bahagia, namun disertai peringatan bahwa beliau akan diuji dengan cobaan besar sebelum wafatnya.
Sumur Arees bukan hanya tempat bersejarah, tetapi juga simbol kedekatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan para sahabatnya. Di sana tergambar kehangatan ukhuwah, kesederhanaan, dan cinta yang tulus di antara mereka. Kini, sumur tersebut tertutup pagar pelindung, namun jamaah yang datang tetap bisa melihat dari dekat lokasi tersebut dan merenungi kisah yang menggetarkan hati itu.
4. Mengunjungi Quba: Menghidupkan Sejarah di Setiap Langkah
Berziarah ke kawasan Quba bukan hanya wisata religi, melainkan perjalanan spiritual yang menyentuh batin. Setiap batu, pohon, dan angin yang berhembus di sekitar Masjid Quba dan sumur-sumur bersejarah mengingatkan pada jejak kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Saat melangkah di sana, jamaah seolah diajak menyelami kembali momen hijrah—momen penuh perjuangan, harapan, dan cinta kepada Allah.
Masjid Quba saat ini telah diperluas dengan arsitektur modern yang menakjubkan. Fasilitasnya sangat lengkap—terdapat area shalat yang luas, tempat wudhu bersih, taman, serta area parkir yang tertata rapi. Masjid ini buka sepanjang hari dan dapat dikunjungi tanpa tiket masuk. Namun bagi yang ingin mengikuti tur resmi yang mencakup kunjungan ke situs-situs bersejarah di sekitarnya, termasuk Sumur Adzaq dan Arees, tiket bisa dipesan melalui alsirah.sa atau aplikasi ziarah resmi, dengan harga mulai sekitar 25–30 riyal per orang.
Tips dan Informasi Praktis Ziarah ke Quba
Waktu terbaik berkunjung adalah pagi hari setelah Subuh atau petang menjelang Maghrib.
Masuk ke Masjid Quba gratis, tanpa biaya tiket. Namun, paket ziarah terpadu yang mencakup transportasi dan pemandu biasanya ditawarkan oleh biro perjalanan dengan harga bervariasi antara 10–20 riyal.
Sumur Arees dan Adzaq dapat dikunjungi dari luar pagar, karena area inti sudah dilindungi untuk menjaga kelestariannya.
Pengunjung dapat melihat informasi resmi dan foto sejarah di situs https://alsirah.sa, yang dikelola oleh lembaga Al-Sirah Al-Nabawiyah di Madinah.
Gunakan waktu untuk membaca doa dan refleksi sirah, bukan sekadar mengambil foto. Karena nilai ziarah sejatinya adalah menghidupkan kembali semangat hijrah dan kesederhanaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Berziarah ke Quba bukan hanya tentang melihat tempat bersejarah, tetapi tentang menyentuh kembali nilai-nilai yang hidup di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di sana, setiap langkah membawa makna, dan setiap napas menghadirkan rasa syukur—karena kita tengah berjalan di atas jejak sang kekasih Allah.
Baca Juga:
>>Perjalanan Lintas Waktu: Festival Modern Souq Ukaz di Arab Saudi
>>Keindahan Tersembunyi di Kota Taif, Makkah, Saudi Arabia
>>Kisah Inspiratif Perjalanan Haji Ibnu Battuta
>>Mengapa Nabi Hijrah Ke Madinah? Ini Alasannya!
>>Alasan Abrahah Ingin Menghancurkan Kabah
>>Manasik Umrah Lengkap 2025: Panduan Doa, Tata Cara, dan Tips Jamaah
>>Niat Umrah Bersyarat: Doa Arab, Terjemahan, dan Penjelasan Lengkap
>>Fast Track Raudhah: Apa Itu, Cara Daftar, dan Keuntungan bagi Jamaah
>>Rahasia Bisa Masuk Raudhah Lebih dari Sekali dalam Sehari
>>Misteri dan Alasan Abrahah Ingin Menghancurkan Kabah
>>Panduan Aplikasi Nusuk 2025: Cara Daftar, Booking Raudhah, dan Fast Track
>>Bolehkah Perempuan Melaksanakan Umrah Saat Haid? Begini Penjelasan Ulama
>>Berapakah Tarif Biaya Badal Umrah 2025?
>>Mengapa Umrah Disebut Haji Kecil? Ini Dia Sejarahnya!
>>Inilah Alasan Mengapa Ka'bah Dipenuhi Oleh Berhala Pada Masa Jahiliyah!