Panduan Niat Umrah Bersyarat saat Melaksanakan Umrah
Pelajari panduan pelaksanaan niat umrah bersyarat saat akan berihram sebagai salah satu rukun dari umrah, yaitu niat atau berihram.
BLOGFIQHSIRAH NABAWIYAHTIPSHADISTMANASIK
Ibnu Khidhir
10/25/20254 min baca


Setiap perjalanan umrah dimulai dengan niat. Ia bukan sekadar ucapan di bibir, melainkan tekad yang lahir dari hati seorang hamba untuk menghadap Tuhannya dengan penuh keikhlasan. Dalam setiap langkah menuju Tanah Suci, niat menjadi batas antara rutinitas biasa dan ibadah yang bernilai akhirat. Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Namun, dalam kenyataan di lapangan, tidak semua jamaah dapat menunaikan ibadah dengan kondisi yang ideal. Ada yang khawatir tertahan oleh penyakit, kelelahan, atau bagi jamaah perempuan — datangnya haid yang tidak dapat dihindari. Di sisi lain, perjalanan modern menuju Makkah sering kali terikat dengan jadwal yang ketat, sehingga setiap hambatan bisa menimbulkan kebingungan: bagaimana jika saya tidak bisa melanjutkan umrah? Apakah saya berdosa atau wajib membayar dam?
Di sinilah keindahan syariat Islam tampak. Allah dan Rasul-Nya tidak membiarkan umat berada dalam kesulitan. Melalui contoh yang diberikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada Dhubā’ah binti az-Zubair — seorang sahabiyah yang khawatir tidak mampu menunaikan ibadah karena sakit — lahirlah konsep niat umrah bersyarat. Sebuah bentuk kasih sayang dari syariat, agar ibadah tetap berjalan dengan tenang meski menghadapi halangan di tengah jalan.
Makna Niat dalam Ibadah Umrah
Niat merupakan ruh dari setiap amal ibadah. Dalam konteks umrah, niat menandai awal masuknya seseorang ke dalam ihram, yaitu keadaan suci yang mengikat diri dengan larangan-larangan tertentu demi mendekatkan diri kepada Allah Ta‘ālā. Tanpa niat, seseorang belum dianggap memulai ibadahnya — meski sudah mengenakan pakaian ihram.
Para ulama menjelaskan bahwa niat umrah dilakukan di miqat, tempat yang telah ditetapkan syariat sebagai batas dimulainya ihram. Pada saat itulah jamaah mengucapkan niat dan melafazkan talbiyah, tanda bahwa ia telah siap memulai perjalanannya menuju Baitullah.
Namun, Islam juga memberi keleluasaan bagi mereka yang memiliki uzur atau kekhawatiran tertentu. Di sinilah pentingnya memahami apa yang disebut niat umrah bersyarat (ihram isytirāṭ) — sebuah cara berniat dengan menambahkan syarat tertentu agar jamaah dapat bertahallul dengan aman bila terhalang.
1. Bacaan Niat Umrah Biasa
نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu al-‘umrata wa ahramtu bihā lillāhi ta‘ālā
Terjemahan:
“Aku niat umrah dan berihram karenanya semata-mata karena Allah Ta‘ālā.”
Niat ini adalah bentuk paling umum dan digunakan oleh mayoritas jamaah yang dalam kondisi sehat serta yakin mampu menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah umrah.
2. Bacaan Niat Umrah Bersyarat (Versi Masyhur)
نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلَّهِ تَعَالَى، فَإِنْ عَرَضَ لِي عَارِضٌ مَرَضٌ أَوْ حَيْضٌ فَمَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي
Nawaitu al-‘umrata wa ahramtu bihā lillāhi ta‘ālā, fa in ‘araḍa lī ‘āriḍun maraḍun au ḥaiḍun, fa maḥillī ḥaiṡu ḥabastanī
Terjemahan:
“Aku niat umrah dan berihram karenanya karena Allah Ta‘ālā. Jika aku terhalang oleh sakit atau haid, maka tempat tahallulku adalah di tempat aku terhalang.”
3. Niat Umrah Bersyarat (Versi Tanpa Dam)
اللَّهُمَّ إِنِّي أُرِيدُ الْعُمْرَةَ، فَيَسِّرْهَا لِي وَتَقَبَّلْهَا مِنِّي، وَإِنْ عَرَضَ لِي عَارِضٌ مَرَضٌ أَوْ حَيْضٌ فَبِحَصْرٍ خَرَجْتُ مِنْهَا أَوْ تَحَلَّلْتُ مِنْهَا بِغَيْرِ هَدْيٍ
Allāhumma innī urīdu al-‘umrata, fa yassirhā lī wa taqabbalhā minnī, wa in ‘araḍa lī ‘āriḍun maraḍun au ḥaiḍun fa biḥaṣrin kharajtu minhā au taḥallaltu minhā bighairi hadyin
Terjemahan:
“Ya Allah, aku ingin menunaikan umrah, maka mudahkanlah bagiku dan terimalah dariku. Jika aku terhalang oleh sakit atau haid, maka dengan terhalang itu aku keluar atau bertahallul darinya tanpa kewajiban dam.”
Asal Hukum Niat Bersyarat dalam Sunnah
Dasar dari niat bersyarat ini berasal dari hadis tentang Dhubā’ah binti az-Zubair radhiyallahu ‘anha, seorang wanita yang ingin berhaji namun khawatir tidak kuat karena sakit. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadanya:
حُجِّي وَاشْتَرِطِي أَنْ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي
“Berhajilah engkau dan ucapkanlah syarat: tempat tahallulku adalah di tempat aku terhalang.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi dalil kuat bagi para ulama bahwa boleh — bahkan disunnahkan — bagi jamaah yang memiliki risiko tertentu untuk menambahkan syarat ketika berniat. Dengan demikian, bila terjadi halangan yang menghambat pelaksanaan ibadah, jamaah boleh tahallul tanpa dam.
Niat Umrah Biasa atau Niat Bersyarat?
Pertanyaan ini sering muncul di kalangan jamaah:
“Apakah saya cukup memakai niat umrah biasa, atau sebaiknya memakai niat bersyarat?”
Jawabannya tergantung kondisi jamaah.
Kondisi Jamaah Jenis Niat yang Dianjurkan Jamaah sehat, muda, dan yakin dapat menyelesaikan ibadah Niat biasa Jamaah lansia, sakit, wanita yang khawatir haid, atau memiliki jadwal ketat Niat bersyarat
Mayoritas sahabat Nabi menunaikan ibadah dengan niat biasa karena kondisi mereka memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah. Namun, syariat memberikan fleksibilitas — karena Allah tidak membebani hamba di luar kemampuan mereka.
Filosofi di Balik Niat Bersyarat
Niat bersyarat bukanlah bentuk “keraguan,” tetapi wujud ikhtiar dan tawakal yang seimbang. Seorang jamaah tetap berazam kuat menunaikan ibadah sepenuhnya, namun bersandar kepada Allah jika terjadi uzur di luar kendali.
Prinsip yang digunakan di sini adalah kaidah fiqih:
المشقة تجلب التيسير
“Kesulitan itu mendatangkan kemudahan.”
Dengan niat bersyarat, seorang muslim mengamalkan sunnah dan memanfaatkan keringanan yang telah disiapkan oleh Allah melalui Rasul-Nya.
Manfaat Niat Umrah Bersyarat
Memberi Keringanan Syariat
Jika jamaah terpaksa menghentikan ibadah karena uzur, ia tidak wajib membayar dam.Menenangkan Hati Jamaah
Terutama bagi wanita atau lansia yang khawatir kondisi fisik tidak memungkinkan.Mengikuti Sunnah Rasulullah
Rasulullah sendiri yang mengajarkan niat bersyarat kepada Dhubā’ah binti az-Zubair.Solusi Praktis di Era Modern
Dengan jadwal penerbangan padat dan waktu terbatas, niat bersyarat memberikan fleksibilitas bagi jamaah yang tidak ingin khawatir bila terjadi hambatan.
Niat adalah awal dari setiap amal. Dalam umrah, niat bukan sekadar ucapan di lisan, tapi tekad di hati untuk menghadap Allah dengan penuh ketulusan. Islam, dengan kasih sayangnya, membuka ruang kemudahan bagi siapa pun yang terhalang dari menyempurnakan ibadah — melalui niat umrah bersyarat.
Bagi jamaah yang sehat dan kuat, niat biasa tetap menjadi pilihan utama. Namun bagi jamaah yang memiliki risiko tertentu, niat bersyarat adalah langkah bijak yang sesuai sunnah. Akhirnya, semua kembali pada satu tujuan: mengharap ridha Allah dan menunaikan ibadah dengan hati yang tenang.
Umrah adalah perjalanan ruhani. Ia bukan sekadar rangkaian ritual, melainkan perjalanan hati menuju Allah. Maka, awali dengan niat yang ikhlas — apakah dengan niat biasa atau bersyarat — karena keduanya sah dan diberkahi selama diniatkan lillāhi ta‘ālā.
“Dan Allah tidak menjadikan agama ini untuk memberatkan kalian.”
(QS. Al-Hajj [22]: 78)
Baca Juga:
>>Perjalanan Lintas Waktu: Festival Modern Souq Ukaz di Arab Saudi
>>Keindahan Tersembunyi di Kota Taif, Makkah, Saudi Arabia
>>Kisah Inspiratif Perjalanan Haji Ibnu Battuta
>>Mengapa Nabi Hijrah Ke Madinah? Ini Alasannya!
>>Alasan Abrahah Ingin Menghancurkan Kabah
>>Manasik Umrah Lengkap 2025: Panduan Doa, Tata Cara, dan Tips Jamaah
>>Niat Umrah Bersyarat: Doa Arab, Terjemahan, dan Penjelasan Lengkap
>>Fast Track Raudhah: Apa Itu, Cara Daftar, dan Keuntungan bagi Jamaah
>>Rahasia Bisa Masuk Raudhah Lebih dari Sekali dalam Sehari
>>Misteri dan Alasan Abrahah Ingin Menghancurkan Kabah
>>Panduan Aplikasi Nusuk 2025: Cara Daftar, Booking Raudhah, dan Fast Track
>>Bolehkah Perempuan Melaksanakan Umrah Saat Haid? Begini Penjelasan Ulama
>>Berapakah Tarif Biaya Badal Umrah 2025?
>>Mengapa Umrah Disebut Haji Kecil? Ini Dia Sejarahnya!
>>Inilah Alasan Mengapa Ka'bah Dipenuhi Oleh Berhala Pada Masa Jahiliyah!
>>Ini dia, 6 Kota di Dunia yang Menjadi Pusat Peradaban Islam
