Sangat Penting! Ini Dia Sejarah Pembangunan Awal Masjid Nabi Shallallahu "alaihi Wasallam
Kisah menyentuh pembangunan awal Masjid Nabawi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah — dari tanah sederhana hingga menjadi pusat peradaban Islam. Temukan pula pengalaman bersejarah di Museum Pembangunan Masjid Nabawi dengan tiket 15 riyal dan panduan audio multibahasa yang membawa kita menelusuri jejak suci zaman Rasulullah.
SEJARAH ISLAMBLOGSEJARAHARTIKELBERITAKISAH NABISIRAH NABAWIYAHJEJAK RASUL
Ibnu Khidhir
10/21/20253 min baca


Sejarah Pembangunan Masjid Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hijrah dari Makkah menuju Madinah, suasana kota itu dipenuhi semangat dan cinta. Kaum Anshar berlarian menyambut beliau di jalan-jalan, anak-anak melantunkan syair “Tala‘al badru ‘alaina” dengan mata berbinar. Setelah perjalanan panjang melewati padang tandus, unta beliau yang bernama Qashwa’ berhenti di sebidang tanah kosong milik dua anak yatim dari Bani Najjar. Di situlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memutuskan membangun rumah pertama bagi umat Islam: Masjid Nabawi.
Tanah itu sederhana — tempat mengeringkan kurma dan sesekali dijadikan kandang unta. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli tanah tersebut secara sah dan adil, bukan karena beliau seorang pemimpin, melainkan karena keadilan adalah fondasi Islam. Dari tanah yang tampak biasa inilah, lahir bangunan suci yang kelak menjadi pusat ilmu, ibadah, dan peradaban dunia Islam.
Pembangunan dimulai segera setelah hijrah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak hanya memerintahkan, tetapi ikut memanggul batu, mengaduk tanah, dan menata dinding bersama para sahabat. Para perawi menyebut, beliau mengangkat batu bata sambil bersenandung doa, menunjukkan betapa pembangunan masjid bukan sekadar pekerjaan fisik, tetapi ibadah hati.
Bahan bangunannya sangat sederhana. Dindingnya dari bata tanah liat, tiangnya dari batang kurma, dan atapnya dari pelepah yang ditopang balok kayu. Lantainya tanah berpasir, lembut di kaki dan suci di hati. Tidak ada marmer, tidak ada kubah megah. Namun di bawah atap pelepah itu, lahirlah risalah yang mengubah dunia.
Ukuran masjid ketika itu hanya sekitar 35 x 30 meter, menghadap ke utara — arah Baitul Maqdis di Yerusalem. Namun ketika perintah turun untuk mengubah kiblat ke Ka'bah di Makkah, arah masjid pun berbalik, dan dinding selatan menjadi mihrab sebagaimana sekarang. Di sisi utara dibangun Suffah, serambi beratap tempat tinggal bagi para sahabat miskin yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu dan dakwah. Dari Suffah inilah muncul para ulama besar yang membawa cahaya Islam ke berbagai penjuru dunia.
Masjid Nabawi menjadi lebih dari sekadar tempat sujud. Ia adalah madrasah pertama, tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan Al-Qur’an dan hikmah. Ia juga menjadi majelis musyawarah, ruang sidang, bahkan tempat menerima tamu dan utusan dari negeri-negeri jauh. Masjid Nabawi adalah jantung peradaban Islam — tempat di mana ibadah dan pengetahuan berpadu dalam satu napas.
Beberapa tahun kemudian, setelah Islam semakin berkembang dan jumlah jamaah bertambah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperluas masjid sekitar tahun ke-7 Hijriah, pasca kemenangan Khaibar. Luasnya bertambah menjadi sekitar 50 x 50 meter. Namun meskipun bertambah besar, kesederhanaannya tetap dijaga. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengizinkan kemewahan menghiasi masjid. Beliau bersabda bahwa keindahan rumah Allah bukan pada dindingnya, tetapi pada hati orang-orang yang mengisinya.
Kini, berabad-abad setelah masa itu, jejak sejarah tersebut masih bisa disaksikan langsung di Madinah. Di dekat kompleks Masjid Nabawi berdiri sebuah tempat yang membawa pengunjung menembus waktu: Museum Pembangunan Masjid Nabawi (معرض عمارة المسجد النبوي الشريف). Museum ini menampilkan dokumentasi lengkap perjalanan pembangunan masjid dari masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga era modern Kerajaan Arab Saudi.
Dengan tiket masuk sekitar 15 riyal, pengunjung dapat menikmati tur berteknologi tinggi yang dilengkapi audio guide dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Suara narasi lembut mengiringi setiap langkah, menjelaskan bagaimana dinding bata itu dahulu berdiri, bagaimana para sahabat bekerja bahu membahu, dan bagaimana arah kiblat pernah berpindah.
Di dalam museum, pengunjung dapat melihat replika detail arsitektur masjid dari masa ke masa, potongan sejarah dari kayu kurma yang dahulu menjadi tiang, serta ilustrasi interaktif tentang perubahan dan perluasan Masjid Nabawi hingga mencapai bentuk megah seperti sekarang. Pengalaman ini bukan sekadar edukatif — ia menggugah hati. Setiap ruangnya mengajak kita merenung, betapa dari kesederhanaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lahir kemegahan spiritual yang tak lekang zaman.
Masjid Nabawi kini berdiri megah dengan luas lebih dari 400.000 meter persegi, mampu menampung lebih dari satu juta jamaah. Kubah hijau yang menaungi makam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjadi simbol cinta umat Islam di seluruh dunia. Namun setiap kali jamaah menatap ke arah itu, sejatinya mereka sedang menatap ke masa lalu — masa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya mendirikan tembok dengan tangan penuh debu dan hati penuh iman.
Masjid Nabawi adalah saksi bahwa kemuliaan Islam tidak pernah dibangun dari kekayaan atau kekuasaan, melainkan dari ketaatan, kesederhanaan, dan ilmu. Di setiap tiangnya, ada jejak kerja keras para sahabat. Di setiap atapnya, ada doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk umatnya. Dan di setiap kunjungan jamaah hari ini, tersimpan satu pesan abadi — bahwa siapa pun yang berusaha membangun kebaikan di jalan Allah, sekecil apa pun, akan mendapat rumah di surga-Nya.
Baca Juga:
>>Perjalanan Lintas Waktu: Festival Modern Souq Ukaz di Arab Saudi
>>Keindahan Tersembunyi di Kota Taif, Makkah, Saudi Arabia
>>Kisah Inspiratif Perjalanan Haji Ibnu Battuta
>>Mengapa Nabi Hijrah Ke Madinah? Ini Alasannya!
>>Alasan Abrahah Ingin Menghancurkan Kabah
>>Manasik Umrah Lengkap 2025: Panduan Doa, Tata Cara, dan Tips Jamaah
>>Niat Umrah Bersyarat: Doa Arab, Terjemahan, dan Penjelasan Lengkap
>>Fast Track Raudhah: Apa Itu, Cara Daftar, dan Keuntungan bagi Jamaah
>>Rahasia Bisa Masuk Raudhah Lebih dari Sekali dalam Sehari
>>Misteri dan Alasan Abrahah Ingin Menghancurkan Kabah
>>Panduan Aplikasi Nusuk 2025: Cara Daftar, Booking Raudhah, dan Fast Track
>>Bolehkah Perempuan Melaksanakan Umrah Saat Haid? Begini Penjelasan Ulama
>>Berapakah Tarif Biaya Badal Umrah 2025?
>>Mengapa Umrah Disebut Haji Kecil? Ini Dia Sejarahnya!
>>Inilah Alasan Mengapa Ka'bah Dipenuhi Oleh Berhala Pada Masa Jahiliyah!
