Sistem Pendingin Canggih Masjidil Haram Habiskan Rp66 Miliar Per Bulan
Masjidil Haram kini dilengkapi sistem pendingin terbesar di dunia dengan kapasitas 155.000 ton. Biaya operasional listrik mencapai Rp66 miliar per bulan, menjamin kenyamanan jutaan jamaah haji dan umrah setiap tahunnya.
BLOGARTIKELBERITAOPINIEKONOMI
Ibnu Khidhir
9/25/20253 min baca


Masjidil Haram di Makkah merupakan pusat ibadah utama umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahunnya, jutaan jamaah datang untuk menunaikan ibadah haji maupun umrah, menghadapi suhu ekstrem yang bisa mencapai 40–50°C pada musim panas. Agar jamaah tetap nyaman, aman, dan dapat beribadah dengan khusyuk, pihak pengelola masjid, di bawah koordinasi pemerintah Arab Saudi, telah mengembangkan sistem pendingin terintegrasi yang menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh Saudi Gazette, sistem pendingin ini tidak hanya menjaga suhu di dalam masjid agar tetap nyaman, tetapi juga dilengkapi dengan teknologi canggih untuk memastikan kualitas udara bersih, sehat, dan bebas dari kuman. Sistem ini menjadi sangat penting, terutama saat musim puncak haji dan umrah, ketika jumlah jamaah bisa membludak dan risiko kelelahan akibat panas sangat tinggi.
Investasi dalam sistem pendingin ini menunjukkan perhatian besar pemerintah Arab Saudi terhadap kenyamanan jamaah. Tidak hanya soal teknologi, tetapi juga biaya operasional yang sangat besar, membuktikan bahwa fasilitas ini memang dirancang untuk melayani jutaan orang setiap harinya dengan efisiensi dan keamanan maksimal.
💰 Biaya Operasional Listrik: Rp66 Miliar per Bulan
Sebagaimana yang dikutip dari Gulf News, biaya listrik bulanan untuk operasional Masjidil Haram diperkirakan mencapai SR15 juta atau sekitar Rp66 miliar per bulan. Angka ini mencakup konsumsi energi untuk sistem pendingin, penerangan, serta fasilitas pendukung lainnya. Dengan konsumsi energi harian hampir 100 megavolt amperes (MVA), sistem ini bekerja 24 jam penuh untuk menjaga kenyamanan jamaah.
Biaya besar tersebut mencerminkan skala masif dari sistem pendingin yang diterapkan. Kompleks masjid ini tidak hanya mencakup ruang salat utama, tetapi juga area pelataran terbuka, lorong-lorong, dan perluasan Masjidil Haram yang luas. Seiring bertambahnya jumlah jamaah setiap tahun, terutama dari luar negeri, investasi ini menjadi vital agar jamaah tetap bisa menunaikan ibadah tanpa terganggu oleh panas ekstrem.
Selain biaya listrik, biaya perawatan dan operasional sistem pendingin juga termasuk signifikan. Teknisi dan tenaga ahli harus melakukan pengecekan rutin untuk menjaga sistem tetap bekerja optimal, mencegah gangguan, dan memastikan udara yang masuk tetap segar dan bersih.
🌬️ Teknologi Canggih untuk Kenyamanan Jamaah
Sistem pendingin Masjidil Haram menggabungkan berbagai teknologi mutakhir. Pertama, AC sentral berkapasitas besar yang mampu mendinginkan seluruh area masjid hingga suhu antara 22–24°C. AC ini terintegrasi dengan sistem pipa dan pompa untuk mendistribusikan udara sejuk ke ribuan unit penanganan udara (AHU) yang tersebar di seluruh kompleks.
Selain itu, cooling towers dan chiller modern digunakan untuk meningkatkan efisiensi pendinginan. Air yang telah didinginkan dialirkan ke seluruh sistem AC sehingga distribusi suhu merata. Sistem ini juga dirancang hemat energi, dengan sensor otomatis yang menyesuaikan output pendinginan berdasarkan suhu dan kelembapan di berbagai area masjid.
Untuk area terbuka, diterapkan water mist atau kabut air bertekanan tinggi, yang membantu menurunkan suhu permukaan dan menciptakan efek sejuk alami. Ditambah lagi, desain arsitektur atap, tirai udara, dan ventilasi alami mendukung sirkulasi udara sehingga panas luar tidak langsung masuk ke ruang utama jamaah.
Selain pendinginan, sistem ini juga dilengkapi teknologi pemurnian udara dan sterilisasi UV. Udara disaring melalui beberapa tahap untuk menangkap debu, partikel, dan polutan, lalu disterilisasi dengan sinar ultraviolet untuk menghilangkan bakteri dan kuman. Hasilnya, jamaah mendapatkan udara yang tidak hanya sejuk tetapi juga bersih dan sehat.
🏗️ Kapasitas Sistem Pendingin
Masjidil Haram memiliki dua stasiun pendingin utama: Stasiun Al-Shamiya dengan kapasitas 120.000 ton dan Stasiun Ajyad dengan kapasitas 35.000 ton, sehingga total kapasitas pendinginan mencapai 155.000 ton. Kapasitas ini setara dengan kebutuhan pendinginan sekitar 15.000 apartemen berukuran sedang atau dengan pendinginan 15–20 pusat perbelanjaan besar di kota besar, termasuk seluruh area indoor, lorong, dan fasilitas pendukung. Angka-angka ini menegaskan bahwa sistem pendingin Masjidil Haram adalah salah satu yang terbesar dan paling kompleks di dunia, dirancang untuk melayani jutaan jamaah setiap tahunnya dengan efisiensi tinggi.
Melalui jaringan pipa, chiller, dan unit distribusi udara yang tersebar di seluruh kompleks masjid, setiap sudut—dari ruang salat utama hingga pelataran terbuka—mendapatkan pendinginan merata. Setiap unit penanganan udara (AHU) dirancang untuk menyeimbangkan suhu dan kelembapan sehingga jamaah tetap nyaman beribadah meskipun berada di tengah kerumunan besar, bahkan saat musim puncak haji.
Selain kapasitas pendinginan, sistem ini juga dirancang untuk operasional berkelanjutan, artinya dapat berjalan 24 jam tanpa henti, terutama saat musim haji dan umrah. Perawatan rutin oleh tim teknisi menjadi kunci agar sistem tidak terganggu dan jamaah tetap bisa beribadah dengan nyaman.
🕌 Dampak Positif bagi Jamaah dan Pelaksanaan Ibadah
Keberadaan sistem pendingin canggih ini membawa banyak manfaat bagi jamaah. Dengan suhu stabil dan udara bersih, jamaah dapat menunaikan ibadah dengan lebih fokus dan khusyuk, mengurangi risiko kelelahan atau dehidrasi akibat panas terik.
Selain kenyamanan fisik, sistem ini mendukung kelancaran pelaksanaan ibadah haji dan umrah secara keseluruhan. Jamaah dari berbagai negara, termasuk yang datang dari daerah bersuhu sangat panas, tetap bisa melakukan thawaf, sa’i, dan salat berjamaah tanpa terganggu kondisi lingkungan.
Investasi besar pemerintah Arab Saudi dalam sistem ini menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan jamaah. Dengan biaya operasional listrik mencapai Rp66 miliar per bulan, manfaat yang diperoleh jelas sebanding: jutaan jamaah setiap tahun dapat melaksanakan ibadah dengan optimal, aman, dan nyaman.
Baca Juga:
>>Mengapa Haji Hanya di Makkah?
>>Umrah dan Perdagangan Internasional
>>Saudi Wajibkan Pemesanan Hotel untuk Jamaah Umrah melalui Nusuk-Masar
>>Haji di Era Gen Z? dari Aplikasi Nusuk hingga Penggunaan Barcode sebagai Identitas